Sabtu, 04 Oktober 2014

APA sih TUJUAN MARKETING itu ?



Menurut Tung Desem Waringintujuan marketing adalah menukarkan nilai tambah yang ada ke sebanyak mungkin pembeli, sesering mungkin sehingga pembeli untung dan penjual juga untung.
Dalam dunia marketing ada 2 aliran:

  1. Aliran "Mengingatkan".
  2. Aliran "Menawarkan".

Aliran mengingatkan/Branding/Institutional Marketing/Awareness, sering kali membutuhkan biaya iklan sangat besar dan tidak menghasilkan penjualan. Karena awareness/ingat tidak sama dengan penjualan. Kemungkinan orang dengan baik akan keberadaan produk tertentu, tetapi kalau mereka tidak mau membeli produknya, tentu akan sangat merugikan para pengusaha yang telah mengeluarkan ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk suatu iklan yang tidak meningkatkan penjualan. Dan sering kali aliran ini merupakan Open Marketing di mana biaya marketing tidak bisa di ukur hasil penjualannya.

Aliran menawarkan/direct respon marketing. Dalam aliran ini biaya marketing bisa dibandingkan dengan hasil penjualan. Kegiatan marketing, termasuk iklan, akan selalu diukur hasil penjualannya. Dengan demikian, biaya marketing dikeluarkan secara efektif dan efisien. Aliran ini merupaka close marketing di mana biaya marketing dimana biaya marketing bisa diukur hasil penjualannya. Yang terbaik dari aliran Menawarkan adalah biaya marketing bisa unlimited. kalau kita bisa mengukur berepa biaya beli customer dan berapa keuntungan per customer.

Sebagai contoh biaya marketing yang dibutuhkan untuk mendapatkan seorang customer rata-rata biaya Rp. 1.000.000,- dan ternyata keuntungan bersih per customer rata-rata Rp. 2.000.000, maka biaya marketing boleh unlimited. Usaha marketing yang sudah menghasilkan ini boleh di ulangi terus selama masih menghasilkan.
Kami tidak terjebak dalam dikotomi atau pemisahan soft selling atau hard selling. Sebagai contoh: dalam marketing revolusion kami tidak menolak aliran "Mengingatkan/Brandng/Soft selling ini. Hanya saja saya lebih suka menggunakan Publisitas, Pres Release, Public Relation untuk menghasilkan Branding?Awarness daripada iklan. 
Publisitas (melakukan perbuatan gila positif yang layak berita) sehingga mass media dengan sukarela memuat berita jauh lebih murah dibanding iklan. Dan, bila memang perusahaan mempunyai dana untuk mengingatkan sangat besar, boleh saja menggunakan iklan besar-besaran untuk Awarness, asal pada akhirnya penjualan meningkat. Namun saran kami, hasil penjualannya jangka waktu tertentu dari iklan hanya Mengingatkan ini di ukur tingkat penjualannya kemudian diganti dengan iklan mengingatkan yang lainnya kemudian bandngkan hasilnya.
Setelah anda mengingatkan, ditambah menawarkan benefits yang emosional, ditutup dengan penawaran terbatas (waktu, diskon, hadiah, keuntungan) bagi yang take action. 

Jika demikian yang terjadi, sempurna adanya. Orang ingat, sekaligus beli dan seketika itu juga efektivitas iklannya bisa diukur.

Untuk merevolusi marketing di mana berarti terjadi peningkatan penjualan secara dramatis besar dan cepat, gunakan sebagian kecil biaya publisitas sehingga awarness meningkat, gunakan sebagian besar biaya untuk menawarkan agar penjualan meningkat. Juga karena tujuan marketing menurut kami adalah menukarkan nilai tambah yang ada sebanyak-banyak mungkin untuk pembeli. 

Maka mestinya untuk "Menukarkan kita perlu "Menawarkan..! bukan hanya "mengingatkan".

  • Definisi Ilmu Marketing Revolution adalah ilmu menyampaikan penawaran kepada target market IDEAL sehingga terjadi peningkatan penjualan yang berkesinambungan secara cepat dan besar.


Pokok yang Paling Penting dalam Bisnis bukan Kantor, bukan Mr. Hi Tech, bahkan Bukan Produk atau Jasa, melainkan Penawaran. Bisnis belum ada sebelum ada PENAWARAN.
- Mark Joyner - 

Untuk terjadi penjualan berkesinambungan pasti syaratnya adalah baik Pembeli maupun Penual Untung (win win bukan win lose). 

Andaika hanya penjual yang untung, namun pembeli rugi, si pembeli pasti kapok tidak mau beli lagi. Sedangkan misalnya hanya pembeli yang untung, penjual rugi, penjual semakin lama semakin rugi dan akhirnya tidak bisa berjualan lagi.

Tantangan dan bahasan pokok pertama ilmu marketing revolution adalah bagaimana menciptakan penawaran yang begitu menarik dan bisa dipercaya, sehingga calon pembeli akan berkata kepada diri sendiri, "Saya goblok kalau tidak mau beli", atau "Saya beruntung sekali jika bisa beli".

Tantangan dan bahasan pokok kedua Ilmu marketing Revolution adalah bagaimana menyampaikan penawaran yang begitu menarik dan bisa dipercaya kepada calon pembeli yang tepat. Misalnya, Anda menawarkan Mercedes Benz S-Class dengan harga sangat murah, 50% di bawah harga pasar dan masih berhadian 2 kursi pijat Osim senilai 100jt sekaligus sekaligus tukang pijatnya dan anda menawarkan pada pengemis di pinggir jalan, bisa jadi yang bersangkutan hanya tertawa. Namun misalnya pengemis ini berjiwa pengusaha atau pernah ikut seminar atau ikut membaca artikel ini, kemungkinan dia adalah calon pembeli yang tepat. Karena dia kan melakukan praktik makelar. Hehehe ...

Salam Sukses buat Anda Semua.

SUMBER BELAJAR : http://solusi-pemasaran-online.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar